Tahun 2010 tak lama lagi akan segera berakhir. Banyak kenangan yang telah terlewati banyak cerita dan pengalaman telah terukir dalam lembar hidup kita. Tahun ini menjadi tahun istimewa bagiku karena pada tahun ini aku banyak sekali memperoleh nikmat dari Allah. Aku berhasil memperoleh banyak teman, saudara, inspirasi, semangat, rezeki tak terduga, semangat dan cita-cita yang kian membumbung tinggi.
Cerita tahun ini aku awali dengan Makrab TIN 43 yang begitu berkesan. Walau tak semua bisa hadir, tapi makrab kala itu kembali mengingatkan kami betapa waktu kami di kampus ini akan segera berakhir. Rasanya baru kemarin aku berseru Superman is dead, there is only Superteam…saat pemilihan KOMTI TIN 43 tetapi sekarang kami sudah diujung waktu dan mungkin akan segera berpisah…Pada malam hari kami kembali memutar memori saat-saat Hagatri, kuliah, praktikum, TIN Gathering, Fieldtrip, dan masa-masa indah lainnya. Kini satu per satu kami mulai terpisah untuk mencapai mimpi kami masing-masing
Kisah berikutnya adalah saat aku bertemu saudara-saudara baruku the Zeitgeister pada momen Pre Departure Orientation walau cuma beberapa hari di Wisma PKBI tapi pertemuan kami telah mengikat kami dalam persaudaraan. Foto visa, kumpul di Menara Imperium, jalan-jalan Monas dan Grand Indonesia, dan yang paling mantap adalah Have fun di DUFAN. Sepulang dari PKBI kami semakin kompak demi menuju kepergian kami ke Ohio University
Sebelum kemudian kami kembali bertemu di Bandara Soekarno Hatta, ayahku datang dari Aceh, ibuku juga sengaja hadir juga adikku. Mereka melepas kepergianku di Hotel Transit Soeta. Esoknya ayahku kembali ke Aceh. Aku berpesan ke adikku untuk menjaga ibu selama aku di Amerika.
Keesokkan harinya the Zeitgeister kembali berkumpul. Untuk pertama kalinya aku terbang ke luar negeri. Pesawat Japan Airlines mengudara membawa kami 10 jam di udara. Hingga akhirnya pagi hari di Narita menyapa kami. Dingin menyergap. Hei we are in Japan!!!! Narita begitu besar dan modern. Kami habiskan 8 jam di sana dengan shopping, lunch, taking a nap, and of course snapping pictures. Tak lama kemudian kami sudah berada di kursi United Airlines. Kami di udara selama 18 jam melintas Samudra Pasifik. Entah berapa judul film kami habiskan. Hingga kemudian kami sudah mendarat di Washington. Hei Guys we’re in USA. Do you believe it? Sekali lagi aktivitas kami di Washington adalah makan, foto, belanja, dan foto lagi. Kami pun melanjutkan satu jam terakhir di udara menuju Columbus Ohio. Lewat tengah malam kami sudah berada di Ohio University Inn
Hari-hari kami berikutnya kami habiskan di Ohio University dalam programIELSP. Kuliah empat hari sepekan 5 jama sehari dengan segudang aktivitas ekstra kampus. Musim semi di Athens begitu indah semua bunga bermekaran, angin bertiup dingin, langit biru cerah dan semua yang kami lakukan adalah pengalaman baru. Setiap akhir pekan kami habiskan dengan jalan-jalan, olahraga, atau berkumpul bersama PERMIAS. Kami sempat berkunjung ke Ohio State, Cedar Point, Amish Country, Kenctuky, Homestay@ Cincinnati, kumpul di rumah Pak Yojo, International Street Fair, nari Saman dan semua kenangan yang tak terlupakan di Amerika. Namun, di atas semua pengalaman di Amerika aku bersyukur pada Allah karena telah mempertemukanku dengan 19 orang luar biasa. Mereka mengubah cara pandangku memandang kehidupan dan menyadarkanku untuk lebih banyak bersyukur.
Sepulang dari Amerika aku pikir itu adalah akhir petualanganku tahun ini karena aku harus fokus penelitian. Ternyata aku salah. Sepulang dari Amerika petualangan baru berjudul PIMNAS dimulai. Dari dua program yang kami laksanakan ternyata program Beras Organik berhasil lolos PIMNAS. Beberapa minggu kami habiskan untuk mempersiapkan kepergian kami ke BALI. Kami siapkan laporan terbaik, presentasi yang sempurna, dan segala hal yang kami butuhkan. Rasanya semua begitu seru dan menyenangkan. Pesawat Sriwijaya itu akhirnya mengudara menuju mimpiku berikutnya JUARA PIMNAS. Sesampainya di sana kami terus mempersiapkan diri hingga akhirnya waktu kami tiba. Presentasi poster berjalan lancar sedangkan presentasi laporan kami berlangsung seru penuh argumentasi dan data yang tak terbantahkan. Walau tak sesuai dengan target EMAS kami tapi kami bersyukur atas MEDALI PERAK dileher kami dan titel the BEST PRESENTER yang kami sandang. Esoknya adalah have fun bersama TIMPAMPIM : Gabuto dkk. Tepat sehari setelah kami kembali ke Bogor. Aku lanjutkan perjalanan menuju PPSDMS pusat. Tak kusangka aku menjadi Peserta Terbaik PPSDMS Regional 5. Alhamdulillah…satu lagi prestasi tercapai.
Jelang September penelitianku dimulai. Bersama akh Asto kami mulai merajut benang-benang kelulusan kami. Terasa lebih ringan saat dikerjakan bersama. Konsisten dan kami terus bergerak menuju cita-cita kami. Baru sekitar 3 pekan penelitian kami berlangsung, cerita baru kembali dimulai. Asto menikah. Aku pergi bersama Muthi, Mahe, dan Ophie Jelajah Aceh-Medan. Berbagi bahagia pada keluarga baru yang terbentuk hari itu. Perjalanan itu aku habiskan untuk melihat kondisi rakyat negeri ini di Sumatra. Melihat kondisi mess ayahku, shalat di Baiturahman, ke Kapal PLN yang terdampar jauh, makan malam di Banda, main ke rumah Abangnya Muthi lalu menuju rumah Ophie dan Mahesa. Selama 5 jam kami di KUPJ dan tiba pukul 11 malam di rumah Asto. Esoknya ijab kabul terucap, haru biru kami melihatnya. Selamat akh Asto. Jelajah Medan juga takkan mungkin lengkap tanpa bantuan Tira dan Ophie. Makasih ya.
Penelitian pun kembali aku mulai. Di sela2 aktivitas itu, EHEF 2010 kembali mengumpulkan the Zeitgeister : Randi, Bang Thomas, Agung, dan Tira. Hore!! hehehe. Semoga kelak kami dapat melanjutkan sekolah di salah satu universitas yang hadir hari itu. Pada bulan yang sama video yang aku submit di UN gagal lolos jadi juara Asia. hehehe tak apalah. Yang penting aku sudah berbagi pada yang lain. Tapi di akhir Oktober ada kejutan. Aku menjadi salah satu dari 10 orang mahasiswa peraih Tokyotech Commitment Award dari Jepang. Penelitianku mendapat hibah senilai 10.000 yen. Alhamdulillah. Kepergianku ke Bandung untuk menghadiri TICA Ceremony Award berbuah hikmah dengan berkunjung ke asrama PPSDMS Bandung dan rumah Winqi. Banyak inspirasi dan rasa syukur atas kunjungan tersebut. Walau singkat jalan-jalan di Bandung berhasil mempertemukanku dengan Herry Dharmawan dan Sugiarso Amin rekan seperjuangan di Rohis 81 dulu.
Sepulang dari Bandung, aku memulai perjalanan berikutnya. Go to Pacitan to pick up my grandma. Sekali lagi Allah memperjalankanku untuk melihat negeri ini lebih dekat. Perjalanan ini menjadi momen perenungan dan instrospeksi diri. Betapa negeri ini kaya tapi entah kenapa belum sejahtera. Perjalanan ini juga mendekatkanku kembali dengan keluarga besar kami di Pacitan. Betapa besar harapan mereka pada keberhasilanku. Insya Allah.
Sepulang dari Pacitan, Lab Pertamina Pulogadung membuka pintunya untuk Asto dan aku. Perlahan-lahan kami mulai menemui titik terang pada riset kami. Hasil yang diinginkan mulai tampak. Di sela-sela kesibukanku meneliti, aku sempatkan diri ke SU GBK mendukung TIMNAS melawan Thailand. Aku berangkat bersama Diah dan Ari(Zeitgeister). Situasi begitu gegap gempita, riuh rendah, dan semarak. Indonesia menang 2-1. Kini TIMNAS menuju Final.
Kejutan berikutnya kembali hadir. Meski tak menjadi pemenang, aku menerima sekedar tanda keikusertaan dari UNESCO atas partispasiku pada lomba esai yang aku ikuti pada Juni yang lalu.
Kini di penghujung tahun ini, aku berharap penelitian ku segera selesai dan bersiap diri untuk mengukir cerita berikutnya tahun depan. Syukur padamu ya Allah atas nikmat yang kau beri, semoga kami termasuk pada hamba-Mu yang bersyukur.
selalu menginspirasi saya