Mengejar Busway


Bagi anak-anak Busway Jakarta, berdesakan dan berjubel di dalam bus transjakarta bukanlah lagi hal yang asing. Berdiri 2-3 jam di ruang sempit juga menjadi hal yang makin lumrah. Namun, posting ini tidak akan membahas mengenai hal itu. Ini adalah salah satu momen perjalananku dari kantor.

Saat itu sudah menunjukkan pukul 17.30 saat saya transit dari shelter Matraman 2 menuju shelter Matraman 1. Aku berada di atas jembatan penyeberangan saat sebuah busway gandeng dari arah pulogadung menuju kampung melayu melaju di bawah jembatan penyeberangan. Spontan aku berlari menuju shelter Matraman 1. Namun, sayangnya laju busway jauh lebih cepat dari langkah kaki ku yang terus berlari mengejar. Sesampainya aku di belokan terakhir pada jembatan penyeberangan itu, busway sudah berhenti sekitar 2-4 detik di shelter itu. Sepertinya sudah mustahil aku dapat masuk ke dalam busway itu.

Namun, aku tidak menyurutkan langkah. Justru aku berlari semakin cepat. Semakin cepat aku berlari nampaknya semakin tipis kesempatanku untuk dapat naik ke dalam busway. Sampai akhirnya salah seorang petugas busway yang berada di dalam shelter melihatku yang sedang berlari penuh semangat mengejar busway itu. Ia memberi isyarat kepada petugas busway yang sedang berjaga di pintu busway untuk menungguku. Aku tersenyum sambil terus berlari. Aku sampaikan terima kasih pada petugas busway yang menolongku itu lalu segera masuk dan duduk di dalam busway.

Hampir sama dengan fenomena tersebut, kita sering mendapati peluang yang sangat tipis untuk kita menangkan saat kita bersungguh-sungguh mengejarnya. Banyak dari mereka yang mengejar peluang tersebut berhenti di tengah jalan dan tentunya menemui kegagalan. Sementara sebagian yang lain terus berjuang penuh optimisme dan berharap akan kemenangan. Yang menarik adalah saat kita terus mengejar peluang untuk gagal memang terbuka lebar tetapi tetap ada peluang untuk menang. Saat kita berhenti mengejar sejatinya kita menutup peluang kita untuk menang begitu saja. Namun, saat kita terus berjuang kita masih berpeluang untuk menang. Beruntungnya kita bukanlah orang yang tinggal dalam ruang hampa. Ada orang-orang yang hidup di sekitar kita dan menilai sejauh mana usaha kita. Boleh jadi dari merekalah peluang kita justru semakin terbuka lebar dan menjadi kunci sukses kita. Hanya saja peluang itu kemungkinan besar dapat terbuka jika kita terus berusaha pantang menyerah. Hingga pada akhirnya kesuksesan menjadi hak kita.

Begitu sampai di dalam busway, aku baru sadar bahwa busway tersebut ternyata bukan busway yang sesuai jalurnya. Itu adalah busway koridor 11 rute Kampung Melayu – Pulo Gebang yang baru saja mengisi gas di Pulo Gadung. Alhasil busway itu kosong melompong, hanya beberapa penumpang saja di dalamnya. Terlebih lagi koridor 11 adalahh koridor terbaru sehingga seluruh armada yang beroperasi masih baru dan seluruh fasilitas berfungsi optimal. Beruntungnya sore itu, terbayar sudah sprint yang aku lakukan di atas jembatan penyeberangan 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s