Olahraga Pagi di Lubang Buaya


Bagi masyarakat Jakarta Timur khususnya di wilayah Halim, Cipayung, Taman Mini dan sekitar Pondok Gede, Monumen Pancasila Sakti atau lebih akrab dikenal sebagai Lubang Buaya adalah salah satu tempat favorit untuk menghabiskan minggu pagi dengan berolah raga. Tempat ini memang sejatinya sebuah museum sejarah mengenai peristiwa G 30 S-PKI, tetapi di sana juga terdapat lapangan parkir yang begitu luas yang biasa dimanfaatkan warga sekitar untuk berolahraga.
Saat saya masih kecil masuk ke area parkir ini sepenuhnya gratis dan bebas, tetapi belakangan ini mulai diberlakukan tarif sebesar seribu rupiah per orang dan untuk tiap kendaraan. Tempat ini memang begitu asri dan sejuk karena banyak ditumbuhi pepohonan. Banyak keluarga yang menghabiskan sabtu atau minggu paginya di tempat ini dengan berlari-lari mengitari lapangan parkir, bermain badminton, atau sekedar jalan santai. Sebagian warga lainnya bergabung dengan kelompok senam aerobik yang aktif berolahraga tiap pekan. Remaja putra umumnya bermain voli atau sepak bola selain jogging bersama.

Karena tempat ini ramai sekali dikunjungi warga tiap akhir pekan, jumlah pedagang yang masuk wilayah parkir juga semakin banyak. Jumlah pedagang yang semakin banyak membuat tempat parkir ini kian semerawut. Para pengunjung yang terbiasa jogging di tempat ini seperti saya harus bersaing dengan pedagang dan para pembeli untuk menemukan ruang agar dapat berlari. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya sepeda motor yang parkir dan berseliweran sembarangan. Walaupun sudah semerawut seperti itu tempat ini tetap saja menjadi pilihan masyarakat di tengah makin terbatasnya ruang publik untuk berolahraga.
lubang buaya

Di antara ratusan pengunjung yang datang tiap akhir pekan saya menggolongkan tujuan kehadiran mereka ke dalam dua kelompok saja yaitu mereka yang ingn berolahraga untuk menjaga kebugaran dan mereka yang ingin berdagang guna memperoleh penghasilan. Mereka yang ingin berolahraga sudah jelas seperti yang saya jelaskan di awal tulisan sedangkan mereka yang berdagang menawarkan berbagai produk dan jasa seperti bubur ayam, kacang ijo, pempek, batagor, teh manis, air putih, vcd, kereta berjalan, odong-odong dan lain-lain. Namun, di antara sekian banyak pengunjung itu terdapat satu jenis kegiatan yang dapat menghadirkan kebugaran fisik dan penghasilan di saat yang sama. Pekerjaan itu adalah tukang odong-odong  Ya, tukang odong-odong dalam sekali waktu dapat menggenjot sekitar enam kuda2an yang ditumpangi anak kecil selama kurang lebih 3-4 menit. Nah di akhir lagu yang dimainkan untuk mengiringi permainan, si tukang odong-odong ini akan menerima bayaran dari orang tua anak-anak itu. Tukang odong-odong ini memang pintar mencari peluang hehe 

Jika telah lelah berolah raga memang asyiknya sarapan sambil istirahat. Dari sekian banyak pilihan makanan untuk menu sarapan saya menyarankan bubur ayam sebagai pilihan karena menu ini yang paling lengkap nutrisinya. Namun, jangan buru-buru langsung membeli bubur ayam sembarangan. Coba perhatikan bagaimana mereka membersihkan mangkok dan alat makan lainnya. Umumnya mereka membersihkannya dengan ala kadarnya saja, menggunakan air di dalam ember tanpa menggunakan sabun. Oleh karena itu saran saya jika hendak membeli bubur ayam maka pesanlah bubur dengan menggunakan Styrofoam dan sendok plastik yang Insya Allah lebih terjamin higienis.

Pada akhirnya, bagi Anda yang tinggal di Jakarta Timur mari keluar rumah di sabtu atau minggu pagi dengan berolahraga di Lubang Buaya. Lakukan persiapan dengan baik dan kenali lingkungan Anda beraktivitas agar dapat berolahraga dengan aman dan nyaman.

2 thoughts on “Olahraga Pagi di Lubang Buaya

Leave a Reply to lingga Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s