Saat saga makin merah dan burung-burung pantai berseru
matahari kian malu, nelayan menghela sampan maju
raga yang redup beradu dengan waktu yang makin menderu
kita yang lemah tak lagi mampu
dan nyata hanya Dia yang Satu
Hilang segala angkuh, musnah, semua mengaduh
Bagaikan kuli dan buruh kita cuma hamba-hamba dari panjang waktu yang sepuh
Saat kita sadar bahwa pandang mata kita hanya sejengkal
Saat kita tahu kalau sia-sia kita terpingkal
Maka hanya takut kita pada Yang Kekal
Ketika jauh terasa kita melangkah
dan terhenti pada jalan yang terbelah
maka kepada yang mana jalan akan kita pilah
bukan bersandar pada akal yang lemah
tidak mengacu pada nafsu yang salah
tapi pada Salat dan Doa yang berkah
Di dalam bilik yang gelap
cahaya terang mungkin menakutkan
Di dalam bilik yang gelap
Kita yang mencari Tuhan