Ada beragam pertanyaan yang datang kepada saya menanyakan mengenai tips dan trik agar bisa diterima beasiswa dan berkuliah di luar negeri. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini agaknya lebih mudah dijawab. Pertanyaan yang agak lama saya respon adalah pertanyaan semacam ini, kenapa Abang memutuskan kuliah ke luar negeri? atau Bang ada beberapa alumni LPDP yang saya kenal yang sampai saat ini masih kesulitan mendapatkan pekerjaan, kenapa begitu? atau bahkan kira-kira jurusan yang prospektif apa ya Mas? Saya lebih lama merespon jenis-jenis pertanyaan semacam ini bukan karena tidak tahu jawabannya tapi ada lintasan pikiran berkelit di kepala saya. Apakah ini pertanyaan untuk mengonfirmasi jawaban saya dengan pendapatnya atau ini adalah pertanyaan yang benar-benar terbuka karena ketidaktahuan tentang apa yang dicari dan tujuan apa yang akan dituju.
Mari simak penggalan kisah ini
Sahabat Abdullah bin Umar pernah bertanya kepada Rasulullah, ‘‘Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?’’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya diantara mereka”. Lalu bertanya lagi, ‘‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’’. Beliau menjawab:
أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ
“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah)
Idealnya menurut saya segala ikhtiar kita untuk bersekolah kemanapun pada bidang apapun di muka bumi ini haruslah didasari kesadaran bahwa itu yang akan menjadi kendaraan kita ke kampung akhirat. Sehingga saat kita letih dan berat mempersiapkan diri atau saat kita gagal kita akan termotivasi kembali bahwa ini adalah ibadah yang sedang kita usahakan agar mendapat ridha Allah. Semoga dengan kesadaran ini pula Allah turunkan pertolongannya kepada kita.
Setelah kesadaran itu muncul, mari jawab pertanyaan kendaraan apa yang akan kita pakai menuju surga-Nya Allah. Dalam bentuk pertanyaan lain, apa passion kita yang akan memberi value & meaning baik bagi diri sendiri dan masyarakat di sekitar kita. Hal ini akan menjawab pertanyaan jenis bidang apa yang prospektif saat ini seperti yang saya kemukakan di awal tulisan ini. Jawaban pertanyaan itu bisa ribuan kombinasi bahkan dalam satu rumpun disiplin ilmu ada banyak sub bidang ilmu yang sudah populer di luar negeri. Jadi sekarang temukan jawaban ingin jadi apa kita di hari depan.
Pertanyaan berikutnya kenapa harus keluar negeri? Hal ini amat valid dan relevan untuk dijawab karena universitas kita to be honest masih lebih unggul untuk beberapa jurusan dan bidang ilmu tertentu. Saya pernah dapat cerita salah seorang teman saya yang alumni IPB ditanya mengapa kamu kuliah di sini (he named his country) , padahal kamu alumni IPB yang rankingnya lebih tinggi untuk bidang yang kamu geluti saat ini? What will you say? You can say anything! But, believe me your heart will left in pain. Kita harus tahu betul jawaban dari pertanyaan itu bukan sekedar jawaban yang membenarkan niat kita sesungguhnya.
Kenapa harus keluar negeri? Padahal jika kita tetap di tanah air kita bisa bersama keluarga dan orang tua kita yang tiap harinya bisa mendatangkan peluang ibadah. Perlu dicatat, tidak sedikit mereka yang kuliah di luar negeri mengalami kesulitan belajar karena jauh dari orang-orang terdekatnya. Tidak perlu terburu-buru tapi pastikan kita dapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ok, sekarang mari saya jelaskan mengapa saya putuskan kuliah di luar negeri. Jawabannya sederhana, karena bidang Islamic Finance yang saya geluti saat ini paling unggul berada di Inggris lebih tepatnya di Durham University Business School. Institusi ini sudah menjadi a leading institution selama puluhan tahun dalam industri ini. Jadi mengapa kita tidak berguru langsung ke tempat yang terbaik?
Alasan lainnya, Inggris menawarkan program master yang hanya satu tahun saja. Hal ini amat relevan untuk saya yang sudah bekerja di BAZNAS yang tengah mengalami perubahan yang amat signifikan dan membutuhkan sumber daya manusia unggul untuk mewujudkan kebangkitan zakat. Jadi untuk apa menghabiskan waktu lebih lama saat tanah air sangat butuh kontribusi kita?
Mengapa saya memilih studi Islamic Finance? Saya memilih bidang ini karena relevan dengan pekerjaan saya saat ini di bidang zakat yang salah satu bagian dari keuangan syariah dan ekonomi Islam secara umum. Dengan kuliah di sini saya berharap dapat memiliki wawasan yang lebih luas, skill yang lebih mumpuni, dan jariangan yang lebih kuat sehingga dapat berdampak nyata bagi kebangkitan zakat di tanah air.
Setelah pertanyaan-pertanyaan ini terjawab, believe me Anda akan memiliki energi yang lebih besar dalam menghadapi beragam tantangan untuk mewujudkan mimpi Anda. Penulisan esai baik yang diminta universitas dan donor pemberi beasiswa juga akan jadi lebih mudah karena penuh dengan energi dan langsung dari hati. Selamat mencoba!